Dorar.Info. Berita Nasional. Masih segar dalam ingatan Rabu 5 Agustus di
Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengatakan jika ekomoni mulai meroket bulan
September.Jokowi mengatakan pertumbuhan pada semester kedua mulai merangkak
naik karena berhubungan dengan penyerapan anggaran, baik APBN, APBD Provinsi,
dan APBD Kabupaten/Kota.
"Saya kan pernah memimpin di kota dan provinsi. Bergeraknya biasanya baru di Juni 2015 atau Juli 2015. Mulai agak meroket September-Oktober di 2015. Nah, pada November angkanya itu bisa begini," kata Jokowi seraya menjulurkan tangannya naik ke langit, di kutip dari Metrotvnews.
Namun dalam sebuah laman yang diberitakan Detikcom, Selasa (15/09), Jokowi membantah telah menyebutkan ekonomi meroket di bulan september. Jokowi mengklaim pemberitaan yang ada cuma mengedit dan memelintir pernyataannnya.
"Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet. Dipotong pas kata-kata 'meroket-meroket' terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket. Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket," ungkap Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, (14/9) seperti dilansir Detikcom.
Padahal pernyataan ekonomi meroket September diekspos oleh media mainstream seperti Kompas, Metrotvnews dan Beritasatu dan masih banyak lagi yang bukan saja dalam bentuk berita tertulis, namun juga rekaman video. "Kali ini kami harus jujur mengatakan anda berbohong bapak Presiden. Ada videonya, ada pula beritanya tertulisnya," pungkas akun @PartaiSocmed, Rabu (16/9/2015) sekaligus melampirkan kliping berita dari Kompas berikut ini.
"roket september berubah jadi roket pelintir.. kata orang yg lagi kumat ayan di Qatar tadi," kicau masyarakat di twitter @raharjant.