Harga minyak acuan Brent turun sebesar US$ 1,85 atau 3,7 persen ke level US$ 48,61 per barrel. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) melemah sebesar US$ 1,37 atau tiga persen menjadi US$ 45,89. Sedangkan harga bahan bakar bensin melemah sebesar lima persen seiring dengan kekhawatiran pemanfaatan kilang minyak AS dapat menaikkan tingkat penurunan pekerjaan perawatan kilang. Selain itu, salah satu kilang minyak juga ditutup setelah mengalami kerusakan trafo.
"Produk bahan bakar minyak kelihatannya tertekan karena fokus pelaku pasar terhadap perawatan kilang telah mencapai puncaknya, dan persediaan bertambah dari hal ini," tutur Seorang analis pasar. Cadangan minyak AS diperkirakan naik sebanyak 3,7 juta barel minyak pada pekan lalu. Kenaikan ini menjadi kenaikan selama empat minggu berturut-turut. Hal itu berdasarkan survei analis yang dilakukan oleh Reuters.Sentimen tambahan lainnya yang mempengaruhi harga minyak juga terutama berasal dari Tiongkok.
Ekonomi negara berjuluk Negeri tirai bambu ini hanya tumbuh sebesar 6,9 persen pada kuartal III 2015, dan ini adalah angka terendah dalam enam tahun. Permintaan minyak dari Tiongkok pun merosot pada bulan September. Selain itu, kesepakatan nuklir Iran juga yang mendorong Iran akan segera masuk ke pasar minyak dunia. produksi minyak Iran diharapkan bisa mencapai 500 ribu barel setiap hari.